Verkehrsschule
05 Jul 2014 Kategori: JermanBeberapa minggu yang lalu saya diajak christian pergi melihat Flugfest atau pameran pesawat kecil seperti pesawat capung, helikopter ataupun Segelflug yang konon katanya ditemukan di Jerman. Satu hal yang saya ingat adalah ada booth untuk mengumpulkan petisi, dimana lapangan terbang mereka akan digusur untuk dijadikan jalan keluar jalan tol. Mereka mengumpulkan tanda tangan agar rencana itu dibatalkan. Yang menarik, mereka tidak hanya menentang rencana itu, tetapi mencarikan alternatif lain yang terbaik tanpa merugikan pihak lain. Ini yang saya lihat tidak ada pada demo-demo di Indonesia, hanya demo tanpa mencarikan alternatif atau solusi.
Setelah itu christian mengajak saya melihat Verkehrsschule atau sekolah lalu lintas. Christian bilang setiap anak yang sekolah di Jerman harus / wajib lulus dari sekolah ini. Jadi pelajaran lalu lintas ini ada di SD, saya gak tahu pasti kelas berapa. Di sekolah diajarkan teori dan siswanya wajib lulus ujian teori yang diadakan di sekolah. Sedangkan untuk praktek, diadakan di tempat Verkehrsschule yang saya datangi. Yang mengajarkan praktek ini adalah pak / bu polisi langsung.
Tempat prakteknya tidak terlalu mewah, hanya ada jalan yang berlika-liku, lampu lalu lintas dan beberapa rambu lalu lintas yang penting. Untuk kendaraan yang digunakan bisa sepeda lengkap dengan helm dan pengaman lainnya maupun mobil bertenaga battery untuk anak kecil. Yang menarik pada saat ujian, akan diawasi langsung oleh polisi dan yang lulus akan mendapatkan sertifikat dari kepolisian.
Ini adalah pelajaran awal yang sangat berharga. Dimana kita melihat sekarang di Indonesia, banyak dari kita tidak bisa ‘sopan santun’ di jalan. Banyak yang menerobos lampu merah dll. Di Jerman, sedari kecil sudah diajarkan tata tertib berlalu lintas dimulai dari kendaraan yang paling sederhana, yaitu sepeda. Karena ini sifatnya wajib, maka tidak heran bagaimana di Jerman pengendara mobil sangat mendahulukan hak pejalan kaki maupun pengendara sepeda. Dimulai dari kecil.