Sederhana
03 Dec 2014 Kategori: SederhanaBeberapa tahun terakhir saya tertarik sekali dengan gaya hidup minimalis atau yang menurut saya dalam bahasa indonesia adalah gaya hidup sederhana. Gaya hidup sederhana berarti hidup dengan kewajaran, tidak berlebihan, owning less, fokus pada kualitas daripada kuantitas, memahami esensi hidup dan lain-lain. Beberapa hal yang saya rutin lakukan untuk mencapai gaya hidup sederhana adalah:
-
Menunda
Apabila saya ingin membeli sesuatu saya sering kali menundanya sampai keinginan itu menjadi sebuah kebutuhan. Contoh saya ingin sekali membeli harddisk SSD, tetapi saya menundanya dengan alasan mencari harga yang murah dengan kualitas maksimal. Akhirnya setelah satu minggu galau antara membeli SSD atau tidak keputusan saya adalah TIDAK. Karena ternyata saya tidak betul-betul membutuhkan, hanya INGIN. Saya merasa cukup dengan kemampuang komputasi laptop saya, saya tidak perlu kecepatan baca tulis harddisk sampai dengan 900 MB/s. Saya cukup dengan harddisk biasa dengan kecepatan 300 MB/s. Alasan lain yang bikin galau adalah dengan mempunyai harddisk kecepatan tinggi maka produktivitas saya akan meningkat. Ternyata tidak, itu adalah alasan yang dibuat-buat. -
Masuk satu keluar satu
Setiap kali ingin membeli baju, sepatu ataupun jeans saya selalu berfikir pakaian lama mana yang harus keluar entah disumbangkan atau dibuang. Saya akan cerita tentang kotak Kleiderspende(Sumbangan baju) di Jerman pada lain waktu. Kemarin saya membeli sepatu olahraga baru, karena sepatu olahraga yang lama masih baik tetapi licin pada saat digunakan. Sebelum membeli sepatu ini saya berjanji untuk membuang atau menyumbangkan salah satu sepatu saya yang lama. Akhirnya sekarang sepatu lama yang jarang sekali saya gunakan sudah tidak pernah saya lihat lagi alias sudah gone, Alhamdulillah. -
Beli pengalaman, bukan barang
Sebenernya saya masih belajar soal ini. Godaan untuk membeli barang memang sangat kuat, dengan media seperti TV, koran atau internet. Setiap hari selalu ada diskon yang menarik, padahal kita belum tentu sangat membutuhkan barang itu. Saya mulai mencoba menghabiskan uang pada pengalaman seperti mencoba hal baru, berlibur, bepergian ke daerah, kota atau negara yang belum pernah dikunjungi. Saya mencoba menghindari membeli barang-barang elektronik bukan kebutuhan tetapi hanya keinginan terhadap tren sesaat.
Itu beberapa hal yang saya lakukan, tetapi saya masih dalam tahap belajar belum menguasai betul. Lain waktu saya akan cerita bahan bacaan saya menuju gaya hidup sederhana serta orang-orang yang menginspirasi saya dalam hidup sederhana.