Luthfi Idris Cerita Linux, Jerman Wirausaha dan Hidup Sederhana

Geany dalam VIM

Dulu waktu pertama kali kenal linux penyunting teks favorit saya adalah gedit karena tiap hari menggunakan ubuntu/debian. Belakangan nyobain sublime text sebagai penyunting teks utama tetapi karena gak mampu untuk beli lisensinya seharga $70 akhirnya cari mencari penyunting teks yang open source dan enak.

Jatuhlah pilihan kepada GEANY dan VIM.

Geany karena enteng dan bisa dimodifikasi sehingga mirip sublime text. Ada satu fitur yang belum ada di geany. Sublime text punya fitur untuk memasukkan tag html otomatis pada kata yang terseleksi. Cukup dengan seleksi kata yang diinginkan kemudian tekan alt + shift + w lalu ketik tag html yang diinginkan.

VIM karena ingat waktu itu pernah jadi administrator untuk kapukvalley.net walau cuma sebentar tapi seru banget. Waktu itu sering banget pakai nano buat sunting file. Admin lain bilang, sebaiknya dibiasakan menggunakan VIM karena itu standar linux dan powerfull. Akhirnya terpaksa nyobain lah dan mulai terbiasa dengan keribetan kalau mau sunting atau simpan berkas. Harus tekan esc dulu terus ketik titik dua terus ketik w untuk simpan. Untuk keluar dari VIM ditambah ketik q.

VIM keren, selagi nulis/sunting bisa jalankan perintah command line juga atau keluar masuk lagi (pause). Tekan ctrl+z langsung masuk ke modus terminal untuk kembali lagi ke VIM hanya dengan perintah exit/logout. Kalau gak mau keluar dari vim bisa juga dengan :! perintahnya %. % artinya pada berkas yang sedang disunting.

« Pos Sebelumnya Pos Sesudahnya »