Luthfi Idris Cerita Linux, Jerman Wirausaha dan Hidup Sederhana

Nachbarschaftsfest

Bulan juli yang lalu, ada acara yang sangat menarik di sekitaran wohnung saya. Nachbarschaftsfest nama acaranya. Artinya kurang lebih, festival tetangga. Jadi, seluruh tetangga yang ada di jalan wohnung saya berkumpul. Ternyata acara ini sudah dilakukan yang ke 6 kali berturut-turut. Ini suatu yang sangat menarik, karena saya tanya ke teman-teman saya yang lain, yang tinggal di wohnung yang lain. Di daerahnya tidak ada acara seperti ini. Wow, berarti daerah wohnung saya cukup kompak. Mengingat kehidupan di Jerman induvidualis, kadang tidak tahu siapa tetangga kita atau yang tinggal di wohnung sebelah.

Mendengar ada acara itu, saya langsung ingat ke acara arisan atau kerja bakti di Indonesia. Di keluarga saya, ada arisan yang diadakan tiap 3 bulan sekali, atau arisan ibu-ibu tetangga tiap sebulan sekali. Tetapi ini di Jerman, pertemuan tetangga nya setahun sekali. Kalau arisan, biasanya konotasinya untuk ibu-ibu. Tetapi nachbarschaftfest, untuk semuanya. Tapi ujung-ujungnya yang datang mostly orang tua atau ibu-ibu.

Karena sommer yang matahari baru terbenam jam 9.30 malam, acara dimulai jam 6 malam di tengah-tengah jalan tanpa tenda. Kita sama-sama menyiapkan tische dan bänke dan alat-alat untuk grillen. Setelah itu, mulailah grillen daging masing-masing. Di Jerman, kalau ada party ada acara yang bareng-bareng, kita harus bawa makanan kita sendiri kecuali sudah dibilang sebelumnya kita gak perlu bawa apa-apa. Didalam undangannya disebutkan untuk diminta membawa salat atau desert untuk sebagai buffet yang bisa dimakan ramai-ramai.

Setelah semuanya makan dan sudah agak gelap. Baru kata sambutan dari panitianya dan ada beberapa witz atau jokes dari orang yang dituakan. Hal menarik lainnya adalah selagi saya makan atau menunggu makanan jadi, saya berkenalan dengan tetangga. Saya memperkenalkan diri saya dan mereka juga. Sehingga apabila kita bertemu di jalan, kita tau dan bisa saling tegur sapa. Ternyata cukup banyak juga anak kecil yang tinggal di daerah saya, mungkin satu familie mostly punya anak 3. Cukup banyak untuk ukuran orang eropa. Di acara itu, mereka membuat semacam chor atau bernyanyi bersama dengan diiringi gitar oleh ibunya. Kita juga diberikan selembar kertas yang berisi lirik dari lagu yang dibawakan jadi kita sebagai yang lebih tua bisa juga ikut bernyanyi. Menarik bukan?

Acara diakhiri dengan beres-beres tische dan bänke. Semuanya saling membantu merapihkan, agak jalan nya bisa dipakai kembali.

« Pos Sebelumnya Pos Sesudahnya »