Luthfi Idris Cerita Linux, Jerman Wirausaha dan Hidup Sederhana

Kursus Bahasa Jerman

Kali ini saya ingin cerita tentang ke-galau-an saya sebelum ambil kursus  bahasa jerman. Term 1 (pertama) tahun 2012 ini, Goethe Institut membuka pendaftaran kursus bahasa jerman hanya pada tanggal 5 - 6 januari 2012. Jadi saya hanya punya waktu 2 hari untuk memutuskan ikut kursus di goethe atau tidak.

Pada tanggal 5 januari, mulai lah kegalauan terjadi. Galau disebabkan oleh :

  1. Apabila saya tidak jadi kuliah di jerman, apakah saya bahasa jerman saya tetap berguna?

  2. Biaya yang cukup mahal untuk sebuah kursus bahasa selama 3 bulan? Sekitar 3,2 juta.

  3. Apakah saya ikut placement test atau tidak? Biaya placement test  180 ribu.

Setelah galau gak jelas sendirian, lalu bertanya ke mei tentang kegalauan. Akhirnya terjawab juga semua kegalaua, yaitu :

  1. Namanya ilmu semua pasti bermanfaat. Jadi inget kata-kata Steve Jobs waktu dia ngasih speech di Stanford University. Dia bilang “ _you can’t connect the dots looking forward; you can only connect them looking backwards”. _Jadi mungkin jermannya gak kepake sekarang-sekarang, Tapi siapa tau berguna nanti.

  2. Sebenarnya ada yg murah, 1,6 juta. Tapi itu cuma seminggu 2 kali. Saya mau yg agak intesif tapi gak intensif banget. Jadi pilih yang seminggu 3 kali.

  3. Pada hari itu, saya memutuskan untuk ikut placement test. Pertimbangannya karena saya sudah belajar sebelumnya dengan membaca buku Studio D A1.  Tetapi, pada saat masuk ke tempat placement test nya saya langsung _jiper _karena _Frau _langsung saya mengajak berbahasa jerman dengan sangat cepat. Sedangkan saya masih mengeja dalam bahasa jerman dan terbiasa membaca daripada berbicara. Ya sudah, saya memutuskan ikut bahasa jerman dari basic saja.

Jadilah saya tanggal 5 Januari 2012, ikut les di goethe 3 kali seminggu dengan kelas basic :). Post-post selanjutnya saya akan share apa yang diajarkan oleh teachernya tiap pertemuan.

Pos Sesudahnya »